• Curhat Adenium 2007 Bab 1: Media dan menanam benih

    Dikutip dari a. blog mbak altharie wie ( http://www.omahijo.com/)
    http://blog.360.yahoo.com/blog/;_ylt=AiQTioet0VagrSdo8y9hXDekAOJ3
    Awal dari hobby bertanam bunga, dan menikmati keindahannya tiap hari.. tiap waktu.. tiap saat. Cherish our visions; cherish our ideals; cherish the color that stirs in our heart.
    b. Milis adeniumania ( adeniumania@yahoogroups.com )
    c. Milis adenium ( adenium@yahoogroups.com )
    d. Milis indoadenium (indoadenium@yahoogroups.com)
    e. blog indoadenium@wordpress
    f. blog siamadenium, dan sumber lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu.


    1. MEDIA & MENANAM BENIH
    index :
    1. Media Cocopeat
    2. Mempercepat penyemaian
    3. Semai Biji
    4. New Comer....Kisah Hari Kemarin
    5. Apa dan mengapa Pasir-Kerikil-Kerakal Malang ???
    6. Hore... kecambahku muncul
    7. 65 jam berkecambah
    8. Petunjuk Penanaman Benih Adenium ala OMAH IJO
    9. Bertanam dengan batu
    10. Media Tanam
    11. Menanam Benih Adenium ala Omah Ijo
    12. Tentang repotting
    13. hbs repotting sebaiknya?
    14. Semaian Biji
    15. Benih Adenium & Permasalahannya
    16. Adenium Pertamaku
    17. Please HELP
    18. Media and Feztilizer application for Adenium
    19. Arabicum Seedlings in the stone holes
    20. Nyemai Arabicum
    21. minta advis
    22. Seedling dormant
    23. Tekhnologi pembuatan sekam bakar
    24. need help --- bayi2 arabicum pada busuk bonggol bagian bawah
    25. Makanan buat bijih Plastik
    26. mohon pencerahan

    1. Media Cocopeat
    Media Cocopeat mempunyai kandungan Tanin. Kandungan ini diketahui menghambat laju pertumbuhan pohon dan cocopeat biasanya menahan air. Mengapa harus direndam ?? Untuk meminimize kadar tanin ini , cocopeat direndam semalaman.
    Cara yang baru saya praktekkan dalam menyemai adalah :
    1. Siapkan media - sekam bakar , eok kambing , pasir malang sedikiiiiiiiitttt banget .
    2. Basahkan media
    3. Letakkan Seeds yang akan disemai diatasnya .
    4. Tutup dengan Cocopeat .
    5. Spray halus hingga basah .
    6. Jaga kelembapannya
    Cara ini sekarang selalu saya pakai , hasilnya saya rasa cukup maksimal karena seperti saya sebutkan di atas , cocopeat mampu menahan air . jadi kelembapan tetap terjaga .
    Faktor seeds yang sehat juga berpengaruh , Fresh seeds biasanya akan muncul dalam 2 - 3 hari ( hari ini di panen , besok atau lusa disemai ). Normalnya adalah dibawah usia 1 minggu seeds akan bertunas . Pilih penjual yang menjual fresh seeds..Caranya ...auuu dehhh ...
    Untuk jenis arabicum dan thai soco , akan memakan waktu yang lebih lama. Bisa 6 - 10 hari karena jenis ini memiliki kulit pelindung yang relatif lebih tebal dibanding dengan jenis obesum , crispum.
    Pemupukan sudah bisa dilakukan ketika seedling mengeluarkan 4 - 6 daun . Campuran pupuk jangan terlalu pekat , karena dikhawatirkan akan mengkristal dan menempel di seedling sehingga mengganggu proses pertumbuhan . Ada yang bilang jika pengkristalan atau pemupukan yang terlalu pekat justru akan menyerap nutrisi yang ada di tumbuhan . Jadi pemupukan sebaiknya dosis rendah , namun rutin.
    Wah kalau diterusin panjang nih ... Sampai seedling besar , etc etc..
    Ntar di lanjut deh .. Banyak pakarnya di sini nih. Malu ahhh .. Nyuwun sewu .....
    Ps. Maaf ya .. menjelaskannya pakai bahasa petani , ga ngerti bahasa bahasa latin seeehhh. Bukan lulusan pertanian dan bukan pakar ..
    Regards Tonny - www.adesidjo.com
    * masih sebel , puun ketahan di pabean ... naseeeebbbbbb!!!...kali aja ada yang bisa bantuin keluarain *
    goto index
    2. Mempercepat penyemaian
    Mungkin berguna,
    Mempercepat penyemaian...ini artikelnya:
    Gibberellins were discovered approximately fifty years ago. They are a group of related substances forming a class of plant hormones. Today approximately 90 molecules based on the basic gibberelline structure are known. These hormones are weak, stabile organic acids which fit into the terpenes. Intensive research continues with many aspects of the effects of gibberellins remaining poorly understood.
    Seeds of many plant species require exposure to low or high temperature within a certain period before they will ger minate. This process is called thermal stratification. Alterna-tively, the hormone gibberelline can be used to break such dormancy. Apparently, there are some factors that inhibit germination, causing dorman-cy, such as abscissic acid (ABA). It is likely that the proportion of gibberellins to germination inhibitors, such as ABA and auxin, also determines how long dormancy lasts. Germination inhibitors are removed via cold stratification or by increasing the concentration of gibberellin. Abscissic acid may be removed by soaking the seeds in water for a period of time. Seeds of European species butterworts (Pinguicula) will germinate within several days if sown directly in water. The storage of these seeds in water and in a cold environment allows seed viability to be prolonged for as long as several years due to ABA removal. It also appears that uniform germination of the seeds of Drosera arcturi is enhanced when the seeds lie on damp or water saturated media and are subjected to temperature changes. The artificial use of gibberellins to break dormancy is useful if there are mostly inhibitory substances in the seeds, especially those such as auxins. Gibberellins may also compensate for poor lighting, increasing germination rates.
    To stimulate germination of CP seeds, a 1-0.1% solution of gibberellic acid (GA3) has proved to be effective. To prepare the desired solution we place 1g of GA3 in 1 litre of sterile distilled water. Clean seed should be soaked in this solution for 24 hours, soaking seeds enclosed in a hard coat for longer, at most three days. Keep the seeds at room temperature with occasional careful shaking. The seeds may then be sown. The prepared GA3 solution may be stored in the refrigerator (-10-0°C) and reused.
    Seed germination rates of poorly germinating species, such as those from the genera Byblis, Droso-phyllum, Drosera, Genlisea, Heliam-phora, Nepenthes, Sarracenia, may be greatly increased via the use of GA3. The application of GA3 leads to uniform germination in a shorter time, breaking the dormancy exhibited by many seeds.
    Setelah saya praktikkan pada adenium hasilnya cukup baik< caranya:
    1. Larutan produk hormon yang ada kandungannya gibberelin, 1 cc dalam 1 liter air.
    2. Masukkan biji adenium yang akan disemai, kira-kira 0,5 - 1 jam...jangan lama-lama malah hancur.
    3. semaikan kedalam ...tempat penyemaiana.
    4. spraykan sisa larutan tersebut kedalam media...kalau media kering spray ..lagi. ternyata hasil bagus.. selamat mencoba.
    thank's , dibyo
    goto index

    Dikumpulkan oleh : dody.andreas@cortado.com
    3. Semai Biji
    Kunto Adji wrote:
    ,Saya baru semai biji adm, dan sekarang sdh tumbuh menjadi kecambah serta berdaun 4 (empat), namun ada beberapa kecambah yg tumbuh tetapi tidak berdaun (tumbuh batang tok). Media yg saya gunakan pasir malang, sekam bakar (1:1). Penyiraman dimusim hujan ini saya lakukan kalau media terlihat kering aja, itupun nyiramnya nggak sampai komoh-komoh (basah kuyup). Kondisi lingkungan penyemaian hanya diteras rumah, sirkulasi udara lancar-lancar aja, sinar matahari tidak lgs mengenai tempat penyemaian. Tapi kalau sdh tumbuh 2-4 daun saya pindahkan ketempat (geser) yg terkena matahari 1-2 jam.Yang ingin saya tanya ke rekan-rekan, apa yg menyebabkan biji bisa tumbuh seperti itu dan bagaimana caranya agar dia dapat tumbuh normal (berdaun) seperti halnya temen-temen sepenyemaian. Terima kasih,atas bantuan rekan-rekan.
    ;---
    td althari wrote : Rekans, untuk catatan : koteledon (2 “daun” pertama) sebenarnya bukan daun sejati, namun merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan benih adenium.
    Agar ada kesepakatan istilah dan memudahkan dalam mencari penyebab kasus dimaksud, mungkin ada baiknya kita amati sejenak proses pertumbuhan benih adenium
    Lihat gambar terlampir, point (a) s/d (g), maaf kurang bagus tapi cukup bisa memberi gambaran proses pertumbuhan benih adenium.
    1. Hari 1 s/d 2 sejak penanaman, benih adenium terlihat membengkak karena hidrasi air. Gambar (a)
    2. Hari 2 atau ke 3, muncul radikel, calon akar yang tumbuh ke bawah menembus lapisan tanah. Gambar (b).
    3. Hari ke 3 s/d 4, hipokotil muncul dan nampak memanjang ke arah permukaan tanah dari bagian atas radikel. Gambar (c)
    4. Hari ke 3 atau 4 s/d 5, pemanjangan hipokotil berlanjut hingga terbentuk bangun semacam “busur” atau “kait” (hyocotyle arch), dan mulai mendorong/menarik benih yang berisi koteledon ke atas permukaan tanah. Tahap ini sering disebut “crook stage”. Gambar (d) dan (e).
    5. Hari ke 5 s/d 7, busur hipokotil menjadi lurus (straighten) dan menarik kotelodon muncul kepermukaan tanah. Inilah yang dimaksud pertumbuhan benih adenium bersifat “epigeal germination”, koteledon tertarik/terdorong muncul keatas permukaan tanah. Gambar (f). Pada saat ini, boleh jadi kulit pembungkus benih tanggal/terkelupas dan tertinggal di tanah, atau bisa juga kulit benih masih menutupi koteledon.
    6. Setelah muncul ke permukaan tanah, koteledon akan membuka/mengembang dan nampak seperti “daun” hingga epikotel dan meristem pucuk (SAM = shoot apical meristem) terekspos. Mekarnya koteledon membuat kulit pembungkus benih tanggal. Gambar (g).
    7. Daun sejati (ada yang menyebut daun ke 3 atau 4) akan tumbuh dari SAM (diatas koteledon), 4 – 7 hari setelah mekarnya (unfold) koteledon.

    Beberapa kejadian penting yang perlu mendapat perhatian dalam pemyemaian benih adenium :
    1. Pemunculan semai (keluarnya radikel) terjadi setelah seluruh bagian benih menyerap air /imbibisi air menyeluruh (Went Fritz, 1982,). Penyiraman hingga basah pada awal penyemaian akan mempercepat laju imbibisi. Artinya akan mempercepat keluarnya semai.


    4
    2. Media tanam yang keras, lengket, dan kurang lepas-lepas, akan menimbulkan hambatan fisik yang mengganggu pemunculan koteledon. Akibatnya, busur hipokotil makin membengkok, pemunculan koteledon ke permukaan tanah butuh waktu lebih lama. Efeknya koteledon dapat menjadi busuk, mudah tanggal, dan semaian jadi kurang vigor (Ritchie Glen L., et al, 2004)

    Intensitas cahaya matahari (merah jauh dan merah) serta temperatur berpengaruh pada kecepatan proses pelurusan hipokotil, membuka/mekarnya koteledon, dan ukuran panjang hipokotil (Rina W., 2006). Keterlambatan proses tersebut di atas dapat menyebabkan koteledon rentan busuk, lemah dan mudah rapuh/tanggal.
    Sehubungan dengan kasus “tumbuh batang tok”, pertanyaan yang dapat diajukan adalah apakah koteledon selama ini memang benar tidak pernah ada/muncul atau pernah muncul tapi kemudian rontok/busuk ?
    Bila koteledon tidak pernah muncul, jawabnya ada peristiwa “mutasi”. Tapi saya kok ragu ya. Saya lebih yakin bahwa koteledon pernah muncul tapi kemudian busuk/rontok.
    Perhatikan pada bagian ujung tanaman, adakah dijumpai SAM (gambar ( i dan j )) ? Bila ada, kemungkinan tumbuh daun masih dimungkinkan. Bila tidak terdapat SAM, ada kemungkinan besar seedling akan mati karena tunas adventip pada tanaman seumur itu tanpa ada koteledon sulit tumbuh.
    Ketiadaan SAM bisa karena ikut rontok bersama rontoknya koteledon, atau karena ada peristiwa “mutasi” yang dikenal sebagai “SHOOT MERISTEMLESS”. Selama ada koteledon, meski tanpa SAM, tetap ada kemungkinan tunas adventip dapat tumbuh. Hal ini banyak dilakukan orang untuk menghasilkan seedling rumpun, dengan memotes/menghilangkan SAM.
    Coba pak Kun hitung berapa % yang tumbuh tanpa daun dalam semaian tersebut. Bila ada lebih dari 10 % kemungkinan besar bukan mutasi penyebabnya. Bisa jadi karena ada sedikit kesalahan dalam penyemaian, atau karena ada masalah kualitas benih.
    Demikian semoga bisa menjawab dan bermanfaat. Maaf agak panjang.
    Sebelum lupa, sebagai tambahan :
    1. Nutrisi yang terlalu tinggi pada media semai dapat menyebabkan seedling terkena “damp – off” serta ekstra pemanjangan hipokotil (Miller, Joan H., et al , 1995, Organic and compost-Based growing media for tree seedling nurseries, WORLD BANK TECHNICAL PAPER NUMBER 264 FORESTRY SERIES, The World Bank, Washington, D.C)
    2. Sinar matahari is a must untuk dapat menghasilkan seedling adenium yang proporsional. Besar kecilnya intensitas cahaya matahari memberi perbedaan rata-rata panjang hipokotil adenium sebesar 1,6 cm dengan SD 1,9 mm (Rina W., 2003, Pengaruh cahaya merah dan merah jauh pada pemanjangan hipokotel Kamboja Jepang, Fak. Biologi, UGM). Makasih mbak Rina boleh ngutip tulisannya. Tharie Wie www.omahijo.com

    Green Girls ReNDezvous wrote: Dear Ibu Thari & para pakar (salah satunya bang zai) Terima kasih bu atas ilmunya untuk melengkapi ilmu dari Ibu ada yang ingin kami tanyakan dari foto yang kami semua-nya sebaya ± 4 bulan dari hasil semai sempat tumbuh sepasang koteledon . selanjut-nya entah mengapa ,sakit atau dimakan semut (waktu itu banyak semut ) hingga 1 koteledon habis dan SAM juga habis hingga pertumbuhan macet "hidup enggan mati tak mau" pertanyaannya apa yang bisa dilakukan bila ini terjadi ?Salam Green
    ;--
    td althari wrote : Dear mbak Green ….
    Apa yang harus dilakukan bila koteledon dan SAM tidak ada lagi ? Jawabnya berdoa dan berdoa agar si BA (baby adenium) diberi kekuatan untuk menumbuhkan tunas adventip nantinya. Probabilitasnya ? Di bawah 2 %.
    Bagaimana sebaiknya perlakuan terhadap si BA tersebut ?. Taruh di pojok kebun yang cukup teduh dan agak dilupakan saja (ikut kesiram sukur, tidak juga gak masalah). Curahkan perhatian kita ke tanaman lain yang lebih sehat dan komplet.
    Kecuali, bila si BA itu daunnya varigata dengan corak kepala George Washington seri kepala besar, dengan tulisan In God We Trust ….. Nah …seluruh perhatian harus dicurahkan padanya. Media disterilkan, diberi pupuk komplet, mio inositol, thiamine, TDZ dan NAA, adenine sulfat serta ditempatkan pada ruangan aseptik .
    Tapi …. masa’ sih si BA yang sudah berusia 4 bulan tidak punya titik tumbuh lain di luar SAM ? Emang selama ini cuman sempat tumbuh 4 daun termasuk 2 koteledon ? Bagimana dengan calon tunas-tunas lateralnya di ex ketiak daun ? Bila itu ada, daun baru pasti akan tumbuh dari sana nantinya, dan malah akan seperti rumpun, ……tidak jadi dipojokkan.
    Dear pak Kunto …..
    1. Di buku Seri Pustaka Alam LIFE : Tumbuhan, tulisan Dr. Fritz Went disebutkan, bahwa biji dengan kelembaban lebih dari 12 % akan tumbuh namun tidak berkecambah. Secara pelan tapi pasti dia menggerogoti cadangan makanan bekal dari emaknya. Giliran untuk tumbuh dan berkecambah, cadangan makanan sudah hampir habis hingga semaian yang dihasilkan lemah dan daya hidup berkurang. Untuk itu upayakan benih yang cukup fresh, kecuali benih tersebut disimpan dengan cara yang benar. Di buku yang sama juga diceritakan pula tentang benih tanaman teratai berumur 2.000 tahun yang terawetkan dengan baik, masih dapat disemaikan. Menyangkut media semai, dapat dipakai apa saja dengan syarat mampu menyimpan air, lepas-lepas (remah), murah dan mudah didapat. Cuma pasir malang bagi saya terlalu mewah sebagai media semai, kecuali itu adalah “sunk cost” (sisa media bonsai umpamanya).
    2. Sepertinya perlakuan pak Kunto terhadap adenium mirip dengan perawatan bonsai. Untuk yang ini pak Kunto pasti lebih tahu dan expert. Dan sepertinya beberapa jenis adenium cocok dirawat dengan cara demikian. Menyangkut penggunaan hormon, kita harus tahu pasti dulu jenis hormon, tujuan dan manfaatnya. Yang jelas hormon bukan pupuk dan tidak bisa


    5
    menggantikan pupuk. Pak Faries Fadhil adalah ahlinya hormon di milis ini, mari kita mintakan tanggapan beliau. Salam Tharie Wie

    wrote: Menurut informasi dari rekan2 dan pengalaman, semai adenium tidak masalah di semai di bawah terik matahari dari pagi sampai sore. Ada pengalaman teman kita yang biji adeniumnya tersebar di jalan di luar rumah, kena sinar matahari dan hujan bisa juga tumbuh. Ada juga yang tumbuh di tanah halaman pekarangan. Pengalaman saya adalah biji adenium tumbuh di dalam buah adenium yang sudah pecah dan tersiram hujan beberapa kali, sampai tumbuh dua helai daun. Karena di dalam biji adenium sudah tersedia sumber makanan untuk pertumbuhannya. Cuma pertanyaannya sampai kapan? (mas Tonny atau mbak Thari bisa jawab) Jadi tempat dan media tumbuh biji adenium bisa sembarangan asal pernah tersiram air. Jangan takut kena sinar matahari, asal kita rajin menyiramnya. Karena baby adenium masih butuh matahari dan cukup air yang seimbang. Ketika adenium terpanggang matahari, akar akan menyerap air sebanyak-banyaknya, dan air cukup tersedia, maka air sebagian disimpan dibatang dan jadilah bonggol. Kalau disimpan ditempat teduh, baby adenium tumbuh, cuma cenderung jadi aming (alias kurus). Dengan kombinasi panas dan air maka baby adenium kita jadi montok2 (kayak mbak yanti ... guyon). Media, air dan matahari adalah komponen yang diperlukan hampir setiap tanaman. Media cukup poros, air cukup, untuk adenium matahari sebanyak-banyaknya (cuma kalau di halaman rumah agak sulit dapat matahari dari pagi sampai sore, terhalang rumah sendiri atau rumah tetangga hehehe ...). Sekarang mendung terus, mungkin ada rekan2 yang tahu kalau sinar matahari diganti menggunakan lampu jenis tertentu. Pengalaman saya air hujan kurang bagus untuk adenium, akan menimbulkan bercak2 kuning pada daun, kemudian layu dan mengering. Ada yang berpendapat setelah adenium tersiram air hujan adenium, langsung disiram air bersih.Rekan2 yang lain tolong koreksi bila kurang dan salah. Trim's bambang yb
    td althari wrote: Dear Mas Bambang ....
    Nah mas Bambang udah ketemu “key success factor” dalam menyemai adenium. Cocok dan setuju. Adenium tanaman yang sangat tidak rewel, tidak neko-neko, indah, mudah dirawat. Kerewelan yang sering nampak muncul dari tanaman ini sebenarnya akibat “kekenesan” pemiliknya saja.
    Di belakang rumah saya tinggal seorang petani lengkap dengan kandang sapinya, pak Supadi namanya. Nasehat beliau yang saya ingat terus adalah : “mbak Tari, dalam bercocok tanam bukan “tangan sing adhem” (bertangan dingin) yang diperlukan, namun lebih pada “otak sing adhem” (berotak dingin) yang jadi syarat utama”.
    Sedikit berbeda dengan mas Bambang, perihal hujan atau air hujan. Hemat saya hujan tidak masalah buat adenium. Air hujan tidak menyebabkan daun adenium menjadi kuning. Ini masalah kelembaban dan panas matahari saja, hingga proses pendinginan melalui daun terganggu.
    Ada kepercayaan sehabis hujan daun tanaman harus disiram lagi dengan air biasa. Dengan tujuan menghilangkan spora jamur yang terbawa air hujan, katanya. Sepertinya masuk akal namun kurang tepat dan cukup “kenes”. Mengapa tidak sekalian disemprot fungisida saja ?.
    Jamur hanya tumbuh di sel mati tanaman, musim hujan suhu udara dan otomatis kelembaban akan naik, kondisi ideal pertumbuhan jamur pun tercipta, spora jamur dapat saja terbawa melalui udara baik sebelum maupun sesudah hujan. Selama tanaman sehat, tidak ada jaringan yang mati pada daun atau, jamur tidak akan tumbuh di daun.
    Ah … mungkin sebaiknya kita tanyakan ke ahlinya langsung biar afdol. Pak Tri Widodo, bagaimana penjelasan masalah jamur tanaman ? Mudah-mudahan beliau pas tidak repot dan berkenan. Tharie Wie www.omahijo.com
    Buat rekan2 tercinta, Maaf saya nggak bisa aktif di milist ini karena ada satu lain hal. Menanggapi tulisan bu Thari dan juga ekan2 yg lain. Pembusukan pada tanaman bisa dikarenakan berbagai hal, yang jelas pembusukan terjadi karena matinya sel tanaman kemudian diikuti keluarnya cairan sel karena dinding sel yang hancur. Jamur memang ada yg hanya hidup di benda yang mati (istilahnya saprofit) namun banyak juga yang bersifat parasitik (hidup pada jaringan yang hidup). Nah jamur parasitik ini yang mampu merusak tanaman dan disebut sebagai jamur patogen tanaman. Dia suka yang lembap2 namun bukan pada kondisi air yang berlebihan. Adalah bijaksana menyemprotkan fungisida+bhn perekat dan perata (biar nggak hilang keguyur hujan) untuk mematikan jamur. Spora, miselia, dan bentuk2 lain dari jamur apabila menemukan jaringan tnm sehat dan bila itu cocok sbg inangnya maka dia akan menempel, berkecambah, membentuk buluh yang menusuk dinding sel kemudian masuk ke dalam sel tanaman. Sekali di dalam sel, maka seperti kita di dalam rumah kita, tahu betul apa yang akan diperbuat dan tahu betul di mana ada makanan (+minuman), dan tahu betu dimana harus sembunyi/harus berbuat ketika ada musuh datang. Kalau makanan itu masih mentah (belum siap santap) maka jamur akan mengeluarkan senjata biologinya berupa ensim untuk memasaknya. Nah kalau dah di dalam tnm hanya fungisida sistemik plus kebugaran tnm yg bisa mengatasinya. Semprot dng fungisida sistemik dan jangan lupa pemupukannya. Hindari suasana lembap.Selamat berkebun.
    ;------
    Dear Ibu Thari & para pakar (salah satunya bang zai) Terima kasih bu atas ilmunya untuk melengkapi ilmu dari Ibu ada yang ingin kami tanyakan dari foto yang kami semuanya sebaya ± 4 bulan dari hasil semai sempat tumbuh sepasang koteledon . selanjutnya entah mengapa ,sakit atau dimakan semut (waktu itu banyak semut ) hingga 1 koteledon habis dan SAM juga habis hingga pertumbuhan macet "hidup enggan mati tak mau" pertanyaannya apa yang bisa dilakukan bila ini terjadi ? Salam Green

    6
    Yth. Bu Thari, Terima kasih atas infonya yg baru saya baca tadi malam, Namun sebelum itu saya wajib mengahaturkan terima kasih yg tidak terhingga kepada Bapak pengelola layanan ini, yang telah meluangkan segala bentuk kegiatannya/ aktifitasnya demi kepentingan peradeniuman di Indonesia.
    Begini bu, mohon maaf lho ya karena pake cerita jadi agak panjang dan mungkin malah membingungkan. Beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke Ibu sebagai berikut:
    1.saya nyemai biji adenium jenis arabicum yaman (10.I.07) sekarang sudah tumbuh dan berdaun (4) empat, tapi ada beberapa kecambah yg tumbuh tsb tidak berdaun (hanya batang berwarna hijau muda sekali), apakah kecambah tsb nantinya dapat muncul daun?, dan perlakuan nantinya seperti apa? serta apa yg menjadi penyebabnya? .Perlu saya tambahkan bahwa media yg saya gunakan adalah pasir malang dan sekam bakar (2:1), media tsb kelihatannya sesuai dgn kondisi di tempat saya, sebagaimana biji bunga putih dan merah yang dari Ibu tumbuh 99%, saya & keluarga senang sekali, semoga dapat tumbuh dgn sempurna.
    2.saya pada September 2006 nyemai biji arabicum yak saudi dan variegata daun merah (ex taiwan). Dari yak saudi pada bulan November 06 saya lakukan pemupukan pagi dgn 6:30:30 seminggu sekali (dosis 1 mg + 8 liter air) dan saya semprotkan larutan novelgro, atonik, air (1 ml:1 ml:1 liter air) pada kuncup, permukaan, bawah daun, dan semua bagian batang, pokoknya merata selama 2 minggu berturut-turut, trus siram pake air biasa setiap sore tapi media tidak basah semua (karena ketidak tahuan saya mengubah si Upik menjadi Cinderela, hanya baca dari majalah kmd saya aplikasikan pada tanaman). Lagian saya tau si U menjadi C setelah yak saudi dan temennya tumbuh diatas 5 Cm, ya.. telat deh.
    Dengan perlakuan seperti itu, khusus yg yak saudi beberapa pot pertumbuhan batang tengah menjadi sangat pesat (25-30 Cm) dengan diameter bonggol 3-4 cm dan sudah muncul mata tunas dan tunas (4-5), malah ada 1 (satu) pot yak saudi tumbuh agak diluar kebiasaan dengan tinggi batang 15 cm, diameter bonggol 5 cm dan jumlah tunas lebih dari 10 belum lagi mata tunasnya, karena saking rimbunya daun (ada yg besar dan kecil serta 'mlungker-mlungker' daunnya). Sedangkan yang variegata bunga merah (maaf belum pernah nanem jenis beginian) tumbuh secara merata (tingginya 15 cm) daunnya hijau tua, persis di bibir daun bergaris semburat putih dan daunnya tebal-tebal tidak berbulu, diameter bonggol 3-4 cm ada yg masih bermata tunas dan ada yg sudah bertunas dari batangnya (4-5 tunas),variegatanya mana? Dengan kenyataan tanaman menjadi seperti ini saya jadi bingung untuk kedepannya, tanaman ini mau jadi seperti apa? dan apa yang dapat saya standardisasikan untuk perlakuan thd tanaman, khususnya dalam hal penggunaan novelgro, lumayan mahal untuk kantong PNS murni. Oh iya bu saya hampir lupa ke dua jenis adenium tsb saya tanam dalam polybag diameter 20 cm (maklum... bu itu sisa pada wkt saya masih suka hunting bonsai di alam). Berawal dari pemborosan kesininya saya jadi mulai berhitung.
    Bu Thari yang baik, saya sekali lagi mohon maaf kalau dalam tulisan ini saya menggunakan bahasa obrolan dan apabila ada kata-kata yang tidak ataupun kurang berkenan di hati Ibu, beribu maaf saya haturkan. Demikian atas perhatian dan perkenan Ibu saya dan keluarga mengucapkan terima kasih. Salam Kunto
    Dear Mbak Thari Thanks atas hadiahnya, biji FB X RF sudah saya semai, 10 bh hari Minggu kemarin (4/02/07), dan esoknya sudah muncul 3 kecambah, hari ini sudah 7 kecambah ( 3 hari ). Cepat sekali reaksinya. Sebelum semai saya rendam ato**k & B1 semalam, pagi baru saya semai. Media juga saya siram dengan larutan tsb, lalu saya inapkan semalam & reaksinya cukup bagus. Tapi GroWite belum saya pakai, di rumah masih ada sisa pupuk n ZPT yg lain, or pemakaian GW bisa dikombinasikan (mixed) dg pupuk n ZPT yg lain? Salam Marcel
    td althari wrote :Dear Pak Tri Widodo & rekan... Nah ….. sekarang menjadi jelas kalau saya salah interpretasi ….. he he he. Thanks pak Tri. Mumpung bisa ketemu dan kalau bapak tidak sibuk, boleh kan beberapa pertanyaan lagi ?
    1. Dulu saya pernah diberi tahu, bahwa beberapa parasitic fungi pada stage tertentu dalam siklus hidupnya sangat bergantung supply nutrisi tertentu, antara lain vitamin B1. Kalau benar demikian adanya, apakah pemberian tambahan vitamin B1 pada tanaman saat replanting (notabene kondisi tanaman melemah) yang biasa dilakukan pekebun selama ini, justru malah memberi nutrisi dan akan mengundang jamur parasit ?
    2. Dapatkah “namun bukan pada kondisi air yang berlebihan” diartikan bahwa, penggunaan media cair dalam micropropagation relatip lebih aman dari serangan jamur dibanding penggunaan media agar ?

    Kalau boleh disimpulkan, kondisi yang mengundang serangan jamur adalah sehabis hujan atau sehabis disirami tapi kemudian diikuti kondisi cuaca mendung selama beberapa hari kedepan (sedikit sinar matahari ). He . .he .. kalau jamur tanaman menyerang sehabis kena air, tapi kalau kita jarang kena air justru akan terserang jamur (fanu).
    Terimakasih pak Tri, maaf mengganggu. Teriring salam untuk keluarga di Madukismo. Tharie Wie www.omahijo.com
    Banyak tutorial yang disampaikan beberapa nursery di indonesia ini, semuanya bagus, dari mulai memilihan media hingga pemeliharaan sehari-hari misalnya menyiraman, hanya yng perlu diperhatikan adalah penggunaan Pupuk kandang, untuk penyemaian sebnarnya belum memerlukan pupuk ini, apalagi kalo pupuk itu masih mentah, al hasil bukan nya biji tumbuh

    7
    malah mati karena panas, disini saya akan membagi pengalaman dalam penyemaian semoga dapat membantu para anggota milis ini, metode yang pernah saya pakai yaitu,: dengan menggunakan 4 media, yang antara lain : arang sekam, pasir cimalaka yang kasar, cocopet(sabut kelapa), dan sedikit tanah komposisi = 3:2:1:0.25, bnyak orang tidak menggunakan tanah sebagai bagian medianya, akan tetapi saya menggunakan media tanah sedikit untuk menghasilkan hara yang baik, saya menggunakan nampan untuk penyemaian, yang saya beli di took perabotan dapur seharga Rp. 6.000,-, ukuran 60x40cm tinggi 7 cm, media yang saya masukan ke dalam nampan hanya sekitar 5 cm, yang terlebih dahulu nampan itu saya lubangi dengan bor dia 12mm, dengan jarak 2 cm sebayak-banyak nya, ada sekitar 25 lubang yang saya bor, saya masukan akar pakis di bawah bakal media yang gunanya untuk menghindari penyumbatan di lubang-lubang nampan,setelah itu media saya masukan setinggi 5 cm, terlebih dahulu saya siram dengan menggunakan spray kurang lebih 1/2 botol spray air yang saya semprotkan, setelah itu saya tabur biji-biji dengan posisi tidur, bayak orang menggali dulu lubang-lubang untuk biji-biji ini akan tetapi saya tidak, saya hanya menabur biji-biji tersebut dengan jarak kurang lebih 2,5 - 3 cm, setelah biji-biji itu saya letakan di media, barulah saya tutupi biji-niji tersebut dengan menggunakan media arang sekam, dan pasir dengan komposisi 2:1, saya tidak menggunakan media tanah dan cocopet di atas biji-biji ini, karena takut media cocopet dan tanah malah terlalu banyak menyimpan air, setelah semua biji tertutup oleh media setinggi 1 cm, saya semprot kembali media tanam ini dengan air kurang lebih 250 ml secara halus dan merata, setelah kurang lebih 2 jam dari penyemprotan terakhir ini saya lakukan, saya menutup media penyemaian dengan menggunakan plastik selama 2 hari, setelah itu plastik tidak saya gunakan lagi, elebihnya saya hanya menyiram media setiap hari dengan spray sekitar 250ml, hati-hati dalam penyemprotan ini, alhasil tidak kurang dari 8 hari penyemaian ini membuahkan hasil, biji-biji yang saya semai tiba-tiba ada diatas permukaan media, hampir sekitar 90 % biji-biji itu nongol keatas permukaan,di hari ke sepuluh hamper 100% biji tumbuh semua. demikian pengalaman penyemaian saya ini semoga dapat membantu para pencinta adenium, selebihnya saya mohon maaf kalo ada beberapa uraian saya yang salah, hanya inilah metode yang saya lakukan dalam penyemaian biji-biji adenium ini.
    __
    Dear Mas Singgih, Ikutan saran, berdasarkan pengalaman dan sampai nsaat ini tetap saya lakukan dan alhamdulillah semaian saya gak pernah ada masalah. Saya pakai media campuran sekam bakar + pupuk T. Kambing + serbuk gergaji (kalo gak dapet cocopeat). perbandingan 6 : 1 : 1 (ini hanya untuk bibit), sebelum dipakai siram dengan campuran atonik 1sd teh + air 2 liter, spray aja asal basah, 1 jam kemudian semai biji diatasnya, letakan ditempat teduh, (penyiraman cukup spray saja asal basah) 3 - 4 hari kemudian akar sudah mulai kelihatan, taburi dengan sekam halus menutupi benih spray lagi seperti biasa. 3 hari kemudian kecambah sudah berdiri dengan gagahnya, tambahkan sekam halus sampai memenuhi separuh batang lalu sirami seperti biasa (usahakan bisa dapat sinar matahari pagi saja). seminggu kemudian boleh letakan ditempat terbuka. setelah sebulan sejak pembenihan baru mulai dengan pupuk tambahan seperti nasa, growmore, growite atau novelgro dan sejenisnya (1x seminggu) boleh diseling dengan npk 16:16:16 (larutkan dalam air) pada minggu kedua (ini juga sekali seminggu), minggu 3 dan 4 siram biasa saja. Lakukan hal yang sama bulan2 berikutnya, (biasanya umur 2 bulan setelah persemaian saya sudah pindahkan bibit ke polybag dengan treatment yang sama), Ok Mas selamat mencoba semoga sukses.
    BJ
    ;-----
    Saya mau bagi pengalaman ya ..
    Untuk pruning yang biasa saya lakukan adalah :
    1. Saya lakukan pemupukan rutin ke seluruh tanaman saya menggunakan npk 16-16-16 atau 20-20-20
    2. Pruning saya lakukan saat matahari terik agar bekas luka cepat kering .
    3. Saat melakukan pruning saya melihat internode yang sekiranya akan tumbuh dan mengira ngira setelah pertumbuhan tunas baru nanti akan terbentuk seperti apa.
    4. Setelah pruning saya melakukan penyiraman pupuk dgn P yang lebih tinggi ke media tanam , sedikit ZPT dan kemudian saya melakukan penyiraman rutin 2 hr sekali ke tanaman dgn menggunakan Novel@#$ ( biar ga dibilang promosi ) takaran 1/2 dari dosis normal . selamat mencoba ...
    goto index
    ;---------
    4. New Comer....Kisah Hari Kemarin
    Teman-teman semua….saya punya cerita. Hari Kamis sore kemarin saya baru saja membeli / nggantiin adenium punya temen saya yang sekian lama tidak terurus, bonggolnya ber-jamur dan hampir 6 bulan tidak tumbuh berkembang. Saya justru iba dan tertarik utk merawat bonggol yang merana tsb.
    Kata temen saya, medianya sudah menggunakan 3 ramuan leluhur : Pasir Malang-Kompos dan sekam bakar, pemupukan juga rutin…”Trus apanya ya yang salah, medianya sudah pasti porous….apa kena hama” tanya temen saya kebingungan.
    Setelah saya bayar, sesampainya di rumah trus pot tanaman tsb saya ukur dengan PH Tester , hasilnya PH = 3.
    Dan yang lebih parah lagi, saat saya bongkar….pot dari toko tidak pernah di Check & Re-Check bagian dasarnya, lubang bawaan dari pabrik ternyata tidak terbuka secara sempurna dan langsung di isi dengan gabus dan media.
    Kesimpulan saya saat itu :
    1. Tanaman tersebut mengalami komplikasi. Akibat mengabaikan hal yang sepele….yaitu pot….mengakibatkan air menggenang di dalam pot dan mengakibatkan media menjadi terlalu basah dan bersifat asam (PH=3) meskipun dikatakan medianya sangat porous, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi stagnant alias macet.
    2. Medianya bisa jadi memang porous…tetapi belum tentu permeable meskipun sudah menggunakan pasir Malang.


    8
    Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam cerita saya kali ini,
    • Jangan lupa memberi perhatian kepada wadah media alias pot (Saya lampirkan foto pot yang biasa saya gunakan dan sudah ditambahain lubang drainage menggunakan solder).
    • Saat ini yang sering saya dengar adalah “ Media untuk Adenium harus bersifat porous, tetapi jarang yang mengatakan juga harus bersifat PERMEABLE atau PERMEABILITY-nya bagus.
    • Gunakan media yang porous dan juga permeable.

    Jadi kalau rekan-rekan menggunakan media Batu lempung atau tanah dengan komposisi lempungpun sebenarnya itu adalah media yang sangat porous, tetapi tidak bagus untuk mengalirkan / melalukan cairan yang terkandung di dalamnya alias impermeable.
    Foto Adenium dalam kisah hari ini juga saya lampirkan setelah saya sikat utk menghilangkan Panu bin Jamur yang melekat….pake Kalpanax bisa ngga ya ??? he…he…he
    Berikut saya berikan definisi dari 2 istilah diatas :
    Impermeable :Pertaining to a rock that is incapable of transmitting fluids because of low permeability. Shale has a high porosity, but its pores are small and disconnected, so it is relatively impermeable. Impermeable rocks are desirable sealing rocks or cap rocks for reservoirs because hydrocarbons cannot pass through them readily
    Permeability : The ability, or measurement of a rock's ability, to transmit fluids, typically measured in darcies or millidarcies.Formations that transmit fluids readily, such as sandstones, are described as permeable and tend to have many large, well-connected pores. Impermeable formations, such as shales and siltstones, tend to be finer grained or of a Mixed grain size, with smaller, fewer, or less interconnected pores.
    goto index
    5. Apa dan mengapa Pasir-Kerikil-Kerakal Malang ???
    Rekan-rekan tanpa bermaksud menggurui dan mempromosi-kan pasir/kerikil/kerakal Malang, saya ingin bertanya dan berbagi informasi. Sudah lama diketahui oleh masyarakat bahwa daerah sekitar gunung api mempunyai lahan yang subur bagi berbagai tanaman. Guru sekolah saya mengatakan kalau lapukan material vulkanik di sekitar gunung tsb yang belum terpindahkan ke daerah lain alias lapuk tetap ditempat disebut dengan SOIL. Sedangkan yang terhanyutkan ke tempat lain disebut endapan alluvium.
    Saya punya pengalaman saat Aglaonema, Adenium dan bonsai saya menggunakan kerikil-kerakal Malang sebagai salah satu campuran media tanam. Setelah satu tahun berselang, saya bongkar dengan maksud mengganti media…saya melihat pada pot bonsai… mungkin…sekali lagi mungkin dikarenakan tanaman berkayu mempunyai akar yang cukup kuat untuk menghancurkan kerikil Malang, sehingga separuh-nya sudah menjadi Soil. Sedangkan pada Adenium dan Aglaonema …mungkin… karena akarnya kurang kuat daya hancurnya… sehingga ukuran pasir-kerikil-kerakal Malang masih hampir sama dengan bentuk asalnya. Apakah pengamatan saya benar adanya ??
    Tolong rekan-rekan yang lain memberi masukan….please.
    Seperti dikatakan Bung Argy, mengenai pemupukan yang Over Dosis tentu ada resikonya….. saya setuju sekali, dari label kemasan pupuk yang saya pakai…saya mengamati berbagai kandungan unsur mikronya ternyata sudah terdapat di Kerikil Malang. Tetapi saya tidak tahu apakah unsur ini mudah diserap tanaman atau tidak ?? Kalau mudah diserap..bisa over dosis ngga ya ???
    ;--------
    Pasir / kerikil / kerakal Malang adalah :
    Batuan beku berupa Lava dengan komposisi basaltic atau andesitic dengan struktur scoria atau vesiculer (mempunyai rongga-rongga) akibat keluarnya gelembung gas selama erupsi.
    Komposisinya kurang lebih sebagai berikut :
    Essentials Mineral :
    Oligoclase-Labarodorite-Anorthite (Na, Ca)AlSi3O8 Sodium calsium aluminium silicates
    Augite (Ca,Na)(Mg, Fe, Al, Ti)(Si, Al)2O6 Calcium magnesium iron aluminium silicate
    Titanite CaTiSiO5 Calsium titanium silicate
    Pigeonite, hypersthene, etc.

    Accecories Mineral :
    Magnetite Fe+2Fe+32O4 Iron Oxide


    9
    Hematite Fe2O3 Iron Oxide
    Ilmenite FeTiO3 Iron titanium oxide
    Apatite group A5(XO4)3(F,Cl,OH)
    A=Ca, Sr, Pb, Na,K
    X=P, As, V, Si
    Olivine (Mg, Fe)2SiO4 Magnesium iron Silicate
    Etc….dll.

    Pak Tomo, setahu saya ada 2 jenis pasir –kerikil-kerakal Malang yang dijual di pasaran, Ada yang sudah disaring / diayak sehingga ukuran butirnya seragam halus atau seragam kasar. Sedangkan yang satunya tidak disaring/diayak, sehingga besar butirnya sangat bervariasi. (Foto terlampir) . Karena nama dagang di pasaran sudah terlanjur memakai pasir Malang maka pasir-kerikil-kerakal dari daerah mana aja juga disebut pasir Malang.
    Pak Yusup…benar pak..dengan ukuran dan bentuk yang sangat tidak teratur sangat menunjang terbentuknya porositas efektif atau pori-pori yang saling berhubungan, sehingga kemampuan meluluskan air (permeabilitas) menjadi meningkat…ujung-ujungnya media menjadi tidak terlalu lembab sekali.
    Pak Dibyo…dulu saya sempat juga pake pasir kuarsa….karena menurut saya mineral kuarsa tidak bisa lapuk secara kimiawi melainkan hanya bisa lapuk secara mekanis sehingga menurut saya kurang bisa memberi kontribusi unsur hara mineral kepada tanaman…tetapi kalau utk menunjang porositas (kemampuan menyimpan air) dan permeabilitas saya kira ada benarnya juga.
    Silahkan disesuaikan dengan karakter tanaman dan iklim daerah masing-masing.
    Just Info : Ukuran butir pasir malang sebenarnya kebanyakan sudah tidak termasuk ukuran butir pasir.
    • Ukuran butir pasir = 1/16 mm – 2 mm
    • Ukuran butir kerikil = 2 mm – 4 mm
    • Ukuran butir kerakal = 4 mm – 6.4 cm

    goto index
    6. Hore... kecambahku muncul
    Sejak hari pertama penyemaian hingga bibit tumbuh 4 daun (kurang lebih umur 1 bulan), jaga kondisi media semai jangan sampai kering. Frekuensi penyiraman ter-gantung dari jenis media dan wadah penyemaian yang dipakai. Penyiraman dapat dilakukan setiap hari atau dua kali sehari untuk menjaga agar media tetap basah (catatan, basah disini bukan dalam pengertian “becek” atau air menggenang). Setelah berumur lebih dari 1 bulan, kurangi frekuensi penyiraman sejalan dengan bertambahnya umur bibit. Namun demikian jaga jangan sampai media menjadi kering sama sekali dalam jangka waktu lama (lebih dari 1 hari). Sampai dengan umur 6 bulan, tanaman adenium belum dapat dianggap sebagaimana layaknya tanaman sukulen. Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu atau lebih. (diambil dari millis adeniumania) . Bambang YB.
    goto index
    7. 65 jam berkecambah
    Rekans Yth, saya ingin sharing aja, berbagi pengalaman
    1.untuk penyemaian biji
    biji makin cepat ditanam akan makin baik, asalkan cara memanennya benar, pengalamn saya:
    begitu tanduk berwarna kuning (pertanda buah sudah matang) langsung diikat pakai tali rafia, jangan terlalu rapat, jangan terlalu kencang. setelah kulit buah pecah/kulit sedikit terbuka jangan sampai terkena air, apalagi terkena hujan. setelah kulit berwarna coklat kering segera diambil dari pohon lalu diamkan selama 3 - 5 hari, kemudian tanduk dibuka, buang kumisnya, langsung ditanam, pena-naman dilakukan sore/ malam hari.
    pengalaman saya dengan cara ini, biji tumbuh 100%, tidak satu bijipun yang gagal tumbuh.

    10
    tapi ingat, media juga sangat berperan
    2. media semai
    saya sudah melakukan uji coba dengan 3 media:
    a. sekam bakar + pasir malang: biji tumbuh dengan baik, tumbuh 80%, akan tetapi perkembangan bayi2 adenium agak lambat, daun kurang sehat, banyak bayi yang kuntet
    b. sekam bakar saja: biji tumbuh dengan baik, 80 %, pertum-buhan cepat, sangat sehat,akan tetapi dalam perkembangannya bayi2 adenium terus-menerus berkurang, banyak bayi yang mati (busuk) seperti matang direbus
    c. sekam bakar + sekam mentah: biji tumbuh agak lambat, 100% tumbuh, sehat, tapi kalah sehat dengan media sekam bakar saja, akan tetapi tidak satupun bayi yang berkurang/tidak ada yang busuk. jangka panjang bayi2 menjadi paling sehat dan lebih besar dibanding kedua media di atas.
    kakak saya di lampung malahan menggunakan media 100% sekam mentah, saya belum cek hasilnya.
    demikian pengalaman saya, barangkali dari para senior berkenan memberi tambahan, atau barangkali ada pengalaman2 rekan2 yang lain. semoga bermanfaat. salam .merta
    goto index
    8. Petunjuk Penanaman Benih Adenium ala OMAH IJO
    Prinsip utama media tanam yang baik adalah berpori dan mem-punyai permeabilitas yang baik. Beberapa media tanam yang dapat dipakai antara lain cocopeat, sekam bakar, kompos, humus, daun bambu kering, peat moss, pasir kali, dan pasir malang. Pilih campuran media berdasarkan kemudahan untuk memperolehnya.
    Contoh campuran media seedling antara lain :
    cocopeat : sekam bakar : pasir kali dengan perbandingan sebesar 2 : 2 : 1
    Pasir kali : Sekam bakar : kapuk/kapas dengan perbandingan sebesar 3 : 3 : 1
    Pasir kali : Sekam bakar : kompos/humus dengan perbandingan sebesar 1 : 1 : 2
    Penanaman benih adenium dilakukan dengan membenamkan benih secara horizontal dalam media tanam dengan kedalaman kurang lebih 1 cm.
    Lakukan penyiraman hingga basah merata 2 kali sehari sampai muncul kecambah (kurang lebih 5 – 7 hari sejak penanaman).
    Bila telah muncul daun pertama, kurangi penyiraman menjadi 1 x sehari hingga bibit adenium berumur 3 bulan dan siap dipindahkan dalam pot secara individu. Tiap kali penyiraman lakukan hingga media menjadi basah namun tidak becek.
    goto index
    9. Bertanam dengan batu
    Dear all, sekali lagi tentang media, teman saya pernah memakai media pakai batu silika (kecil-kecil warna putih), ternyata hasilnya cukup bagus, untuk nutrisinya selalu disiram, dan rutin diberi pupuk NPK ataupun pupuk cair, sehingga media tetap putih bersih, hasilnya juga bagus. Di millist adenium si bule pada photos ada repotting dan medianya kayakanya full pake batu kecil-kecil...gimana...sebab saya mau aplikasikan dan adenium itu mau saya pajang di ruang tamu..sehingga kelihatan tidak kotor.. Gimana mbak thari...proses pertumbuhan tanaman dengan media batu kerikil. thank's Dibyo
    Mas Dibyo… Sampai sekarang saya masih percaya prinsip media adalah harus mampu menyediakan air sekaligus udara dan mampu mendukung tegaknya tanaman. Apapun jenis media yang dipakai asal memenuhi prinsip tersebut OK saja. Masalah nutrisi kita tinggal mengaturnya dengan pupuk. Batu silika seperti yang Mas Dibyo sebutkan hanya memenuhi dua prinsip media, ada udara dan mendukung tegaknya tanaman, tapi minim air. Konsekuensinya harus

    11
    sering-sering disiram air dengan pupuk tentunya…… mirip hidroponik. Saya pernah mencoba pakai media “full “ pasir malang ukuran 2-4 mm. Tiap pagi dan sore saya siram air + pupuk. Tanaman tumbuh baik, tapi banyak pupuk yang terbuang …. boros. Muncul ide perendaman. Pagi dan sore saya rendam dalam air + pupuk sekitar 5 menit. Tanaman dapat tumbuh dengan baik, tapi kalau ada lebih dari 10 pot …… bisa pegel semua tangan dan menyita waktu.
    Ada nursery besar di Semarang (Gama Cactus Nursery) melakukan praktek tersebut diatas, bedanya mereka membuat bak perendaman besar sekaligus ratusan pot diletakkan di situ. Perendaman memakai sistem buka – tutup, praktis ….. tanaman mereka subur ….. tapi biaya investasinya wow. Saran saya kalau mau pakai media batu silika sekalian pakai pot hidroponik yang pakai bak penampung, supaya tidak boros pupuk karena terbuang. Hal lain yang perlu diperhatikan, batuan silika biasanya mempunyai permukaan yang licin hingga menyulitkan akar untuk mencengkeram media. Thari Wie http://www.omahijo.com/
    goto index
    10. Media Tanam
    Tri Widodo : Beberapa waktu yang lalu saya membeli benih adenium dari sebuah nusery di Jakarta Menurut bbrp literatur yang saya baca (termasuk dari milis ini spt yg ditulis mbak Thari) medium semai dan medium tanam sebaiknya yang porous. Saya mencoba formula arang sekam:coco peat:zeolit (diameter 5 mm) = 1:1:1. Hasilnya cukup baik, lebih dari 90% hidup. Fotonya nanti tak ikutkan, hari ini nggak kebawa. Bagi yg mau mencoba silahkan. Mbak Thari saya mau biji socrotanum dan a rabicum, gimana caranya?
    Omah Ijo : Selamat untuk Pak Tri Widodo yang telah menemukan ramuan media adeniumnya. Saya katakan demikian karena bagi saya media tanam sifatnya sangat personal. Tidak ada formula ajaib media yang dapat berlaku secara universal.
    Media sangat tergantung pada kondisi, situasi, dan yang terutama pola, perilaku, dan bahkan pribadi pemilik tanaman. Ada yang senang menyirami tanamannya tiap hari, ada yang 3 hari sekali, ada yang senamg memupuk, ada yang malas memupuk. Saya pasti akan banyak menemui kendala bila mencontoh media tanam seperti Godong Ijo. Karena disana pakai metode “drip irrigation”, dinaungi UV, tanahnya lapang, banyak angin dsb. Atau mencontoh P Fendy dan Pak Zay yang pakai “infus irrigation” . . . . . . he he he metode yang brilian . . . dan orisinil Namun demikian, tetap ada sifat universal dari “bahan media”. Cocopeat, sekam bakar, pupuk kandang, dsb., masing-masing punya dampak yang khas pada tanaman.
    Pada gambar yang saya lampirkan, tanaman sebelah kiri memakai media cocopeat, sekam bakar, dan pasir (2:2:1), sebelah kanan menggunakan media biji kapuk, sekam bakar, dan pasir (3:1:1). Nyata benar bedanya . . . .kan pak. Dengan perlakuan sama, saat tanam sama, species sama, namun adenium di sebelah kiri memiliki perakaran lebih banyak, stem pendek, dan daun lebih kecil. Saya belum ketemu jawabannya …. Why ?
    Contoh lain, media tanam saya menurut Pak Iwan (petani adenium dari Lampung yang merelokasi kebunnya ke Yogyakarta) terlalu mewah, dan tidak ekonomis. Bagi dia media tanam adenium yang baik adalah campuran sekam (tidak dibakar), pupuk kandang, dan tanah (3:1:1). Hasilnya baik . . . saya lampirkan gambar kebun P. Iwan. Saat ini lebih dari 100.000 bibit adenium yang ditanam beliau di lahan seluas 1 ha. Jadi inti media tanam yang baik menurut saya adalah yang tidak merepotkan. Mudah di dapat, murah, dan yang paling penting harus sesuai dengan perilaku tanam saya. Bukan saya yang harus meyesuaikan media tanam. Saya juga tertarik dengan sifat-sifat zeolit yang P Tri gunakan. Saya akan mencobanya. Sukses P Tri. Benih A. Socotranum harap

    12
    ditunggu 2 tahun lagi . . . . Tunggu akil balik dulu. Benih arabicum P Tri bisa kontak P Agry dan P Fendy . . . . komisinya lho pak P Fendy.
    goto index
    11. Menanam Benih Adenium ala Omah Ijo
    Tidak ada hal khusus tentang media dan cara tanam benih. Sama seperti media adenium lainnya, yang penting porous dan permeable. Yang saya lakukan dalam menanam benih adenium selama ini, sbb. :
    Memilih media tanam yang sesuai. Saya telah mencoba berbagai macam media al
    • Campuran cocopeat, sekam bakar, dan pasir sungai. Perbandingan 2 : 2 : 1.
    • Campuran pasir, sekam bakar, dan kapuk. Perbandingan 6 : 3 : 1
    • Campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang. Perbandingan 1 : 1 : 1
    • Biji kapuk, sekam bakar, dan pasir. Perbandingan 2 : 2 : 1
    • Cocopeat saja
    • Biji kapuk saja
    • Pasir saja
    • Sekam, pupuk kandang, kompos. Perbandingan 6 : 1 : 3

    Meski prosentase tumbuh ke 8 media tersebut di atas sama sekitar 90 %, namun jenis media terbaik adalah media a. Media c dan f membuat bibit tumbuh terlalu subur dan memanjang langsing). Media e dan g membuat tanaman harus segera dilakukan transplanting setelah tanaman berumur 1 bulan. Media h bikin kepala pusing karena sulit sekali membedakan antara sekam dengan benih adenium
    1. Letakkan benih secara horizontal dengan kedalaman kurang dari 1 cm
    2. Lakukan penyiraman sesering mungkin hingga media menjadi basah. minimal 1 hari sekali.
    3. Lakukan penanaman di tempat terbuka, berangin, dan mendapat sinar matahari langsung (optimum 4 jam/hari). Tidak perlu dikerudungi plastik. Saya yakin nyamuk atau lalat tidak doyan adenium. Rasanya Pahit….!!!
    4. Setelah bibit tumbuh 2 daun, kurangi penyiraman dan tambah intensitas matahari secara bertahap.
    5.Pemupukan mulai dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu. Sampai umur 3 bulan pakai pupuk campuran dengan komposisi perbandingan nitrogen, phospor, kalium sebesar 5 : 26 : 5. Hati-hati jangan pakai pupuk yang kandungan amonium nitrogennya (NH4, urea) lebih dari 30 %, bisa tumbuh seperti Aming nantinya. Selamat bertanam benih adenium.

    goto index
    12. Tentang repotting
    ---welly_liman@... wrote: Selamat datang Pak atau Mbak Rena. Tahapan yg saya lakukan dalam repotting adalah sbb :
    1. Membongkar pohon dari pot lama dengan cara menyiram dengan selang air supaya medianya menjadi gembur dan akar-2nya tidak rusak, kemudian pohon ditarik perlahan-2.
    2.Membuang akar-2 halus/serabut yg tidak diperlukan. Hal ini tergantung dengan selera kita dan dilihat unsur estetikanya.

    13
    3. Memindahkan tanaman ke media pot baru sekaligus menata bonggol & akarnya.
    4. Mengolesi bekas luka dari potongan akar serabut dengan larutan fungisida. Jika tidak ada, bisa diolesi dengan betadine atau alkohol.
    5. Tanaman ditempatkan di teras/ tempat teduh selama sekitar 1 minggu.
    Maaf, mengenai adenium berdaun merah saya tidak bisa memberi tanggapan karena saya tidak tahu. Ok, begitulah pengalaman pribadi saya, semoga bermanfaat untuk anda. Salam repotting, liman
    --- wrote: Selamat bergabung Mbak/Pak Rena, memang banyak sih teknik repotting, bisa dilihat di koleksi file milis ini maupun di beberapa web adenium (tropicanursery.com, myadenium.com), maksud pemotongan akar itu adalah untuk pembentukan bonggol agar cantik nantinya, tentu tidak semua dipotong tetapi dipilih yang kira kira akan mengurangi kecantikan pembentukan bonggol, saya sendiri terus terang tidak berani untuk repotting membuang seluruh media dan akar serabutnya, yang saya lakukan adalah media disisakan terutama yang menempel ke akar kemudian baru repoting dan bonggol dibenamkan 1/2nya, ditaruh ditempat teduh kira-kira seminggu, setelah seminggu baru akar-akar yang bermunculan diatas media dipotongin dan diletakan pada full matahari.
    goto index
    13. hbs repotting sebaiknya?
    lim_wie wrote: Adeniumania, kalo habis pindah pot /repotting harus disiram tidak dan di tempatkan di tempat yang teduh brp hari baru boleh pindah ke tempat yang panas? Selain itu, umur brp bulan benih baru dipindahkan ke pot masing2?Thanks, atas infonya.
    BJ Adenium wrote: Beberapa rekan punya cara berbeda ketika repotting, saya melakukan repotting benih ketika berumur 1 bulan, saat itu saya menganggap akar sudah cukup kuat. Media yang saya siapkan sudah saya siram (spray) dengan ZPT sehari sebelumnya, jadi waktu dipakai tidak terlalu kering dan setelah repotting saya letakkan di tempat yang intensitas cahaya matahari sedikit (teduh), yang bagus kalau tempatnya memiliki naungan sehingga bisa terhindar dari hujan. Saya menyiram nya 2 hari sesudahnya dengan siraman ringan (spray), setelah satu minggu kemudiam baru saya siram dengan gembor. 1 bulan setelah repotting baru pemupukan pertama melalui penyiraman dengan campuran air dan NPK 16:16:16 (yang dilarutkan) atau dikenal dengan mutiara biru. Demikian Bung Alloy cara yang saya lakukan mudah2an berguna untuk anda. BJ bukeksiansu
    Bejo Mas wrote: Bang BJ ...itu kalo bibit ... kalo buah tanaman dewasa gimana dunggg . kalo sebelum masuk ke pot baru boleh nggak di sterilkan dulu pake fungisida n tambah perngsang akar ???? trus biasanya saya gantung ampe 1 hari penuh ... baru deh paginya di tanam ...Buat media sebelumnya ... kira-kira bisa ndak di pakai lagi ? Saya pake pasir malang : kompos : sekam ( 2:1:1) ... Biasanya di ayak dulu buat nyaring pasirnya .... (maklum kalo pas tanggung bulan) ... trus buat pasing malangnya saya siram pake air panas n langsung di ademin sebelum di pake lagi ....Salam, Bejo
    BJ Adenium wrote: Mas Bejo yg baik,Pertama : saya ndak pernah pake campuran kompos (lagi), dulu pernah tapi atas saran salah satu suhu saya ternyata penggunaan kompos pd Adenium tidak disarankan, bukannya kurang baik hanya dikhawatirkan ada unsur fungi dalam kompos yang kurang baik untuk pertumbuhan akar muda pada adenium (kemungkinan busuk akar), selain itu kompos pada suatu masa akan mengendap pada dasar pot.Kedua : Untuk tanaman dewasa ada dua cara yang saya lakukan, pertama, karena saya saat ini hanya menggunakan sekam bakar kasar dan pupuk kambing kasar perbandingan 6:1 dan tidak memakai strerofoam pada dasar pot (sudah tidak pakai lagi, hanya lobang pada pot saya perbanyak), jadi pada waktu repotting tidak terlalu repot, karena begitu diangkat, media sangat mudah terlepas dari bonggol (Oh ya sebelum repotting saya tidak siram tanaman selama 1hari). Biasanya saya langsung tanam lagi pd pot yang lebih besar dengan media yang sudah saya siram dengan zpt sehari sebelumnya (treatmennya kurang lebih sama dengan anakan). Kedua, Saya juga ada adenium yang menggunakan media hanya pasir malang saja dengan pot keramik ( hanya untuk adenium mini size seperti compacta dan petit green), pemakaian pupuk dengan spray (zpt, NG, NPK, hormonik dengan aturan sesuai kemasan). Ini juga ada yang ngajarin an ternyata sampai sekarang pohonnya sehat2 aja,yang penting porous dan cukup kena sinar matahari.Alhamdulillah pohon2 saya tetap sehat walafiat sampai hari ini.Gitu loh Mas Bejo, semoga berkenan. BJ bukeksiansu
    goto index

    14
    14. Semaian Biji
    robert_jhones73@yahoo.co.id : dear friends, saya mau bagi pengalaman dari hasil experiment dalam menyemai biji adenium baik obesum maupun arabicum, waktu pertama belajar coba menyemai dengan menggunakan media dan cara penyemaian yang saya baca di buku mauupun cara yang dipakai yang saya baca di agrobis hasilnya memang hidup tetapi pertumbuhannya kurang, lalu saya bereksperimen dengan menggunakan tanah tanpa campuran pasir maupun sekam ( dalam hal ini tanah yans saya gunakan adalah dari kotoran sapi yang telah bertahun-tahun kena guyuran hujan dan telah ditumbuhi oleh rumput ). Ini juga saya coba akibat tman-tman bilang mati kepanasan n rebah benihnya. mula-mula biji saya rendam dengan menggunakan atonic + B1 plus, setelah tenggelam semua saya langsung semai di media tsb, dan saya siram sampai basah lalu saya biarkan di tempat terbuka semalaman, berhari-hari kena matahari full, 3 hari kemudian tumbuh kecambah, dalam 3 minggu udh gemuk dan pada ketiak daunya udh tumbuh cabang baru meskipun daunya baru 5 lbr, tapi penyiraman harus tetap dijaga. Obesum 3 bulan saya udh dapat diameter 4-5 cm tanpa pupuk perangsang.
    awwabyhafidz@yahoo.com : Bagaimana penyiramannya Pak Robert setelah disemai sebelum biji tumbuh, apakah masih pakai atonik dan Vit.B1?
    goto index
    ;-----------------------
    15. Benih Adenium & Permasalahannya
    Terdapat dua hal utama seputar topik permasalahan benih adenium. Pertama benih tidak dapat tumbuh (tidak mau berkecambah dan daya hidup rendah), dan yang kedua benih tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
    Ada empat pihak yang harus bertanggung jawab dalam permasalahan tersebut di atas, yaitu pembibit, pedagang benih, pembeli/penanam benih, dan tanaman adenium itu sendiri. Para pihak terlibat karena terkait dengan :
    1. Salah penganganan benih mulai dari sebelum dan saat panen, serta pasca panen. Cara perawatan tanaman harus dapat menjamin ketersediaan nutrisi selama tahap pengisian benih, akan menentukan kualitas benih. Kualitas benih adenium cepat menurun seiring dengan berjalannnya waktu.
    2. Salah penanganan selama penyemaian. Cara dan prosedur penyemaian menentukan daya perkecambahan serta daya hidup benih. Sebagus apapun kualitas benih adenium akan gagal tumbuh bila penyemaian dan penanganan selanjutnya salah.
    3. Masalah genetic. Sifat genetis indukan berperan dalam menentukan kualitas benih. Adenium yang ada dipasaran saat ini, dapat dikatakan semuanya hasil perkawinan silang (hibridasi), tak terkecuali dengan jenis arabicum. Contoh ada puluhan jenis arabicum dan turunannya yang beredar dipasaran, mulai dari yak dam, yak siau, thai soco, RCN, brazilian, desert night fork, dll. Sampai sekarang tidak ada yang menyediakan benih “true type”. Karena untuk menghasilkan benih tersebut dibutuhkan waktu yang lama, minimal sampai generasi ke 5. Dalam dunia adenium jarang orang mengembangkan galur-galur murni yang hasil hibridasinya nantinya akan menghasilkan benih “true type”. Hal ini karena alasan biaya, waktu, juga takut ketinggalan jaman.
    4. Fraud dan ketidaktahuan. Masuk klasifikasi “fraud” bila dilakukan dengan sengaja. Misal benih yang sudah rusak, atau tidak berkualitas tetap saja dijual. Sengaja mencampur benih untuk mengejar margin, misal arabicum dengan obesum (ini 2 tahun yang lalu banyak terjadi). Lebih ekstrem lagi benih A dikatakan dan dijual sebagai benih B
    Yang celaka adalah kalau pedagang benih tidak punya pengetahuan tentang barang dagangannya, dan ini banyak pula terjadi. Sang pedagang juga menjadi korban penipuan. Mirip anekdot pedagang salak Madura : “ masih untung sampeyan ketipu 100 benih adenium, lha saya ketipu satu keranjang benih “ ……… Thari Wie. www.omahijo.com
    goto index
    16. Adenium Pertamaku
    merawat seedling memang bak merawat bayi. Rasa “sayang” semua tertumpah kepadanya, yang menurut kita terbaik maunya kita berikan semua kepadanya. Giliran si bayi diultimatum “obesitas”, datanglah itu bingung. Giliran si seedling diultimatum “ngaming”, datang pula itu resah. Adakah yang SALAH ?
    Tidak ada yang salah dalam hal ini. Hanya “kurang tepat” dan “kurang pas” aplikasi saja.
    Penyebab utama “penyimpangan” pertumbuhan

    15
    seedling ke arah ngaming, adalah :
    - Sinar matahari kurang tepat dan pas. Anggapan kelembaban tinggi harus dijaga saat menumbuhkan seedling, di aplikasikan kurang pas. Banyak kasus seedling ditaruh di tempat teduh (remang-remang lagi). Ini cocok untuk anthurium dan brocoli, bukan adenium. Ada hubungan langsung sinar matahari – phytohormon - pertumbuhan
    - Nutrisi berlebihan. Ini sih akibat penyakit yang menjangkiti semua hobi-is, FILO (=Falling in Love Obsession). FILO memang menyenangkan dan inilah yang memberi warna hidup kita, tanpanya aspek kehidupan akan terasa hambar. Hanya saja, lebih tepat dan pas kalau dibarengi obyektivitas. Ada hubungan langsung antara pola pertumbuhan tanaman dengan jenis speci, umur atau fase tumbuh, dan nutrisi yang disediakan.
    Dan ini semua akibat ulah pola pertumbuhan tanaman adanya. Masih ingat, tanaman selalu berusaha “menggapai matahari“
    ? Masih ingat, pertumbuhan sel tanaman seperti layaknya “selang” vacuum cleanner, selalau mendahulukan pertumbuhan memanjang dibanding lateral. Bagaimana ME-REKAYASA-NYA ??
    oh ya, saya mencoba melanjutkan lagi bahasan kemarin :
    Ada dua istilah untuk gejala pemanjangan stem yang up normal, y.i :
    1. Etiolasi, karena seedling tumbuh pada tempat yang kurang sinar matahari. Etiolasi sebagai indikasi pitokrom merah
    (Pr) tidak aktip sedangkan pitokrom merah jauh (Pfr) dalam kondisi aktip.
    2. Sukulensi, karena seedling kelebihan nutrisi atau hormon tertentu. Apalagi kalau itu dari jenis adenium yang secara genetik mempunyai potensi memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin.
    Berikut foto seedling yang saya foto pagi ini. Catatan, faktor lain yang sering terlupakan dalam merawat seedling adalah masalah individu tanaman yang berada di pinggir area tanam. Bagian ini sering tidak mendapat porsi yang sama saat penyiraman, dan biasanya tanaman di bagian ini tumbuh merana pula kalau “water man” kurang teliti (lihat foto).
    Semoga bermanfaat. Tharie Wie
    goto index
    17. Please HELP
    Dear Nicky,
    Kalau dilihat gambarnya sepertinya normal dan sehat. Berikut ini posting nya Mas Sigit bisa sebagai acuan..... Ketidak beresan itu mungkin di mulai
    1. Perpindahan dari media semai ke pembesaran, banyak akar tercabut
    2. Dosis pupuk berlebih , lebih baik encer-encer saja tapi rutin
    3. Pelit air, karena takut patah pinggang atau busuk akar
    4. Pelit Matahari, takut sang surya membakar baby adenium
    5. Pelit pupuk....
    6. Pelit media tanam, idealnya arabicum ganti pot/polybag dan tambah /2 bln.
    7. Ketakutan yg berlebihan ( Kehujanan, Matahari dll ).
    ( ada yg mo menambahkan )... Di Kunciran.....
    1. Seedling ke media pembesaran usia 8-15 hari ( 2 daun ) keuntungan akar tdk banyak yg putus / tercabut paksa.
    2. Seedling langsung kena Matahari dan hujan
    3. Seedling diberi pupuk NPK 25-07-07 ( 2-5 butir ) dan EM 4 sangat encer 50 ml = 5 liter air
    4. seedling tetap di siram sistem guyur tapi lembut
    5. Seedling kena matahari -+ 8 jam / harinya ( kalau tdk hujan/mendung )
    6. Seedling dipupuk per minggu selang seling NPK dan EM 4.
    7. Seedling di Repolybaging -+ usia 1-2 bulan .
    8. Menanam adenium mudah karena adenium tanaman tahan cuaca.
    goto index
    18. Media and Feztilizer application for Adenium
    rogz_510 DC :Hi , I use 100% coco peat for a few years now. They soak water like mad but drain very well. I use chemical liquid fertilizers in week solution to water my adeniums. I have ants and also root mealy bugs problem too, but that can be eradicated by using ant-ticide. Just prepare a pail and add fertilizer and anticide plus water. Soak the whole pot for 10 minutes just to make sure all the coco peat absorbs the cocktail concoction. Lift and let it drip. you can push in manure pallets from the top as coco peat is soft.
    I tried 100% coco peat on my seedling too. they grow nice and fat.

    16
    another thing most adenium grower should consider, do not over pot. confine roots to an area small area so when you apply fertilizer all roots gets to absorb. Repot when you notice plastic pot distorts or your coco peat dries up within 2 to 3 days (you'll notice the peat shrinks when it is dried- soak in fertilizer again).
    I live in Malaysia and currently it has been raining on and off (monsoon season) there is no rot. But this technique confines to south east asia only...
    Currenty I've tried cutting off all major roots except for their caudex. I replied my thought on one of the mail but no one seemed interested in my theory. So I decided to experiment on 6 of my adeniums that was seed grown.
    I know this is a bit lengthy... sorry if you're offended by it - just ignore me. Happy growing. Regards, DC
    goto index
    19. Arabicum Seedlings in the stone holes
    Choochart Suntrapornchai From: y44hooo@yahoo.com : Hallo Choochart,Great inovation and idea..I think you've got the point now...You know.. that's what this mailing list is for: to have fun..! We need some relaxation after crazy hustle and bustle.. Better you do not push your self too much..by guerrilla marketing in the net..I see. Don't tired your self. I'm not a rich one and regards money as a 'need' not a 'want' or even something less important, but I believe I'll die sooner than God may fate me if I have to work too hard for just money.. In internet there's (still) alot of good people and the remaining are bad..some are like about ourself, and the remaining are extremely dislike...but please remember the most noble among others is who beneficial to others...trust me! Argy. Bush come, Bush gone..so what gitu lohkhhh..!?
    Choochart Suntrapornchai 2. Select Arabicum seeds followed by Dwarf Hybrid. Mostly I use Thai Arabicum: Petch Na Wang, Lop Bu Ri, Sing Bu Ri, or Yak Kaset.
    3. Sowing these seeds in basket and wait for 2-3 month growing or caudex almost meet 1 inch.
    4. Mix the media and put it in to the hole. For media use, please put only a few fertilizer (organic fertilizer will be good), no coconut husk and make sure soil has to be filtered or crushed to powder. Be careful, if you put too much fertilizer, it will make caudex broken when it fully grow with stone hole's diameter
    5. Put this mixed media into the holes and fully watering until media is soaked. It will be great if you pu t the fungicide chemical in the water before watering and wait for one day.
    6. Move these young seedlings out of basket and sow them into these stone holes. Good time to do is in the earlier morning.
    7. Keep watering regularly until caudex's diameter meet with stone hole's diameter. After that keep less watering every second day to maintain the caudex size fit with stone hole. Don't cut the leave, let the leaves grow normally. Please feel free to ask me if you still having any questions. Cheers Choochart S goto index
    20. Nyemai Arabicum
    From: indoadenium@ yahoogroups. com , Yulbella wrote : Pak Tomo, pada gambar 100 0757 ada bibit yang kecil dibanding yang lain, apakah umurnya sama, kalau memang sama apa yang menyebabkan demikian, soalnya dirumah juga ada umurnya sama tetapi perkembangannya statis hanya satu daun tidak tambah-tambah dan masih dalam bentuk kecambah. Bagaimana perlakuannya apakah nantinya akan tetap hidup dan berumur panjang. Salam , Abe.
    From: "Raharja, Sulastama": seedlings yang kecil itu sama umurnya dengan yang lain, ndak tahu kenapa bisa jadi ketinggalan dengan teman-temannya. Kami di rumah menyebut adenium ragil.. kalau temans di ciledug nyebutnya adenium bantet. Bebebapa penyebabnya mungkin:
    1. karena bawaan genetik, ada yang bakatnya bantet meskipun dah ditreatmen sama.
    2. karena kalah berkompetisi sewaktu masih ditanam bareng-bareng
    3. atau karena penempatan yang kurang sesuai, tanaman saya yang kena panas penuh lebih cepat daripada yang di tempat teduh etc.
    4. karena terabaikan, tidak sengaja mupuknya kurang dibadning yang lain dsb.
    Monggo silahkan rekans yang lain tambahkan...
    From: Anas [mailto:fuad_anas@...] pak abe ..seperti pak tomo bilang di point 1 . bawaan genetik bisa jadi ..atau bisa jadi tanaman tersebut mengalami stress ketika di pindah dari semaian ke pot.. misal akar putus , dll ... gimana cara penangannannya ?? monggo rekan2 milis di lanjutkan ...karena saya juga belum tahu :) salam , anas
    AH wrote : Wak Son,aku cuman pengalaman nyemai arabicum 1x saja,dulu bareng2 dgn suhu fendi beli biji 1x di kesorn..... trus ya aku ndak nyemai lagi krn tikus dirumah doyan banget dgn arabicum he3x

    17
    saat ini hanya tinggal 2 pot saja,1 tak kasih teman tingginya hampir 60 cm dan blum bercabang (mirip puun pepaya he3x) ,yg di rumah jd bahan experiment
    Pupuknya yg aku pakai selalu dgn NPK yg seimbang,kayaknya biji2 arabicum jaman dulu kurang bagus deh,nggak sebagus saat ini yg kecil2 saja rata2 sudah bercabang dan terbentuk.
    KAlau BioSugih,memang ada trace elementnya demikian juga dekastar yg pake kode belakangnya TE (trace element),lah kalau yg NPK 16-16-16(unsur makro saja) dan Biotama aku ndak pernah pakai tuh Wak
    Pemakaian unsur N di arabicum aku blum tau wak Son,mungkin Om Tet atau Mbak Sitta dapet bocoran dr mr.Charun atau ada rekan2 lain yg mau sharing pengalaman di arabicum, aku ma Wak Tom lemu ginuk2 kebanyak unsur N kayaknya he3x, Salam, A.H
    goto index
    21. minta advis
    Posted by: "Dodi Andreas": saat ini saya selalu mengalami gagal tanam seed, seed yang ditanam selalu berjamur di kulitnya dan membusuk. mohon pencerahan untuk mengatasi hal tersebut. padahal di bulan maret-agustus asal nabur seed juga tumbuh . salam, dody.
    ADENIUMANIA@yahoogroups.com on behalf of Thomas widyarsono : coba di lihat kelembabannya pak. (musim hujan ini biar layer atas kering kadang di dalamnya basah kuyup)..hii..hi..hi..murid ngajari suhu ya cuma ada di milist ini..
    "erivw" sujatmiko@gmail.com : kebetulan nih bos, saya baru tanam 1 minggu yang lalu, baru 4 hari pada tumbuh semua, saya taruh diteras atas, nggak kena matahari, tapi banyak angin, pakai media tanam sekam+cocopeat+pasir malang disiram pagi dan sore, tadinya juga saya pakai macam macam tanamnya, yang ditutupi, pakai pupuk kandang segala jadi kuntet malah, alias gagal.
    "Wijaya Sutanto" p3nz0t@yahoo.co.id : Dari pengalaman yang udah udah, seeds bulukan itu karena terlalu lembab. Usul yang paling tepat memang diangin2. Cocopeat yang dipake, juga jangan terlalu banyak( sbb fungsinya hanya menjaga kelembaban seeds ). Kalo musim hujan gini, kurangi frekuensi penyiraman. Biasanya saya kasih lidi disamping dan tengah tempat semai untuk mendeteksi kelembaban. Menurut jurus yang saya curi di kunciran, tempat semai diberi lubang dipinggir. Bukan cuma untuk sirkulasi air, tapi cukup membantu untuk sirkulasi udara, supaya media bagian tengah tidak terlalu becek. Kayaknya ilmu murid cuma sampe segitu doang. Mungkin suhu2 yang lain ada tambahan ??? p3nz0t
    goto index
    22. Seedling dormant
    ekotp wrote: Dear Adeniumania,Sebulan yang lalu saya dapat oleh oleh seedling PNW (dari mas Bagus) masih dalam polybag kemudian dipindahkan ke pot, setelah 1 hari batang menjadi keriput pot dibongkar media diganti, sedling dispray dengan fungisida dan diangin-angin setelah itu ditanam kembali. Selang 1 minggu tidak menampakkan perubahan (tidak tumbuh dan tetap keriput), saya coba pruning daun dan sampai sekarang ntu si ade tetep aja ngambek..., dormant kah ??? Gimana ya.. mengatasinya....??? Mungkin ada yang punya pengalaman tolong di share.
    regards,eko
    Tonny wrote : Kalau melihat dari jangka waktunya 1 bulan dan sempat mengalami repotting sepertinya belum tepat jika dibilang dormant . Tapi masih dalam tahap penyesuaian dgn media baru .
    mungkin pada kesempatan lain akan lebih tepat ( menurut yg pernah aku lakukan ) adalah dgn memberikan perangsang akar seperti rooton F atau Root up untuk memacu perkembangan akarnya . dan setelah repotting yang biasa aku lakukan adalah memberikan B1 dan selama ini tidak mengalami banyak kendala. E'kakung
    ekotp wrote: E' Kakung, Terimakasih atas sharenya... mudah-mudahan gak dormant. btw frekuensi B1 nya per berpa hari sekali ya..??
    bagus wrote : Frekuensi 1x/minggu sesuai dosis anjuran dah OK Mas Eko. Tapi kalo mau 2x/minggu juga bisa tapi dosisnya dikurangi,mungkin setengah dosis normal sudah cukup.
    goto index
    ;--------------------------------------------
    23. Tekhnologi pembuatan sekam bakar
    Harduki wrote : Nimbrung ya.. gak tau udah ada yg posting apa belum cara buat sekam bakar seperti saya, gak baca semuanya sih.
    Cara paling cepat buat arang bakar, Pake Drum dibelah memanjang, dari bawah ke atas. Drum di taruh diatas api yg gede (tunbgku dari batu bata/ batako). setelah itu masukan sekam sambil diaduk pake tongkat. Nanti lama2 berasap putih karena kandungan air dlm sekam yang menguap. Setelah itu asap berubah menjadi kehitaman tandanya uap air membawa bekatul yang terbakar. Diaduk terus. Sekam matang sempurna setelah sekam tidak mengeluarkan asap. Agar sekam tdk ancur ya ngaduknya pelan2 aja. Ada yang aneh saat sekam dah jadi. Asap benar2 hilang dari penggorengan. Setelah asap hilang segera tuang arang sekam yang sudah jadi dari penggorengan dan spray dengan air. Penggorengan bisa

    18
    segera diisi sekam lagi.Dengan cara ini sekam yang dihasilkan sempurna, karena matang semua. Tidak seperti model tertutup yang terkadang ada abu dan sekam yang belum jadi. Padahal sekam yang belum jadi kalo tercampur di media akan mudah berjamur dan abu tentu saja bikin media jadi padat. Mau dipisain? Repot amat... Kelemahannya butuh bahan bakar agak boros. Tapi sebanding dengan hasilnya yang sempurna. Lagian harga jual arang sekamnya juga masih untung.
    goto index
    24. need help --- bayi2 arabicum pada busuk bonggol bagian bawah
    On 10/4/07, Sulastama Raharja Indra-Ciledug wrote : mas Tomo, aku juga pernah ngalami yang seperti itu, tapi setelah media diganti (dengan menghilangkan unsur pasir malang), trus seedling diletakkan ditempat yang intensitas cahayanya agak kurang (dibawah net). sisa seedling terselamatkan. dan yg paling penting kasus patah pinggang seedling arabicum ditempatku dikarenakan aku kasih pasir malang dipermukaan media, , seedling melepuh dibagian perbatasan antara permukaan media dan media (tempat pasir malang aku tabur).
    goto index
    25. Makanan buat bijih Plastik
    tetra suryohadi Naaaahhh ini yang pengin aku ketahui mengenai obesum daun plastik ..tanaman tidak begitu besar tapi calon seed pot / klenthang jadi sekitar 23 pasang tanduk.
    Kondisi klenthang panjang tapi aming gak montok seperti arabicum/somalense.
    Apakah klenthang obe.daun plastik memang seperti itu atau bagaimana caranya agar klenthang bisa montok2. ( saat ini hanya saya supply dengan NPK mutiara 15-15-15 ) dan apakah perlu diteduhkan/dishading agar tidak terkena FULL SUN ?
    AH wrote : Om Yok, kalau aku sehabis seedpod terbentuk,pupuk yg aku pakai dgn kombinasi NPK = 15-30-30 + Vitamaxplus + Air bekas cucian beras ,biar lemu ginuk2 tanduknya
    mungkin ada rekan lain yg mau tambahin
    goto index
    26. mohon pencerahan
    Febrilian Swastanto wrote:rekan2 n suhu2 yang saia hormati... saia da pertanyaan nih ,sekitar 10 hari yang lalu saia menyemai biji obesum taiwan, dan sekitar 5 hari mulailah kecambah bermunculan, dan sekarang kulit biji sudah lepas dan tampak 2 daun... yang ingin saia tanyakan : 1. apakah adenium saia ini sudah perlu pemupukan??? 2. kalau sudah pupuk apa yang sesuai dengan keadaan tsb?? 3. perbedaan antara obesum taiwan dgn obesum thailand... mungkin itu dulu yang saia tanyakan, ditunggu jawabannya..
    Tonny : Coba menjawab ..
    1. apakah adenium saia ini sudah perlu pemupukan???
    Untuk 2 daun biasanya sudah saya lakukan pemupukan , hanya saja dgn dosis yang sangat sangat sedikit sekali . Karena jika diberikan pupuk dgn kadar normal ataupun berlebih dikhawatirkan terlalu panas buat seedling yang pada akhirnya bisa menyebabkan kematian . Terlalu suburpun seedling akan mengalami stretching atau pemanjangan ke atas , di sini biasa disebut sbg aming .Batang panjang , bonggol tdk terbentuk.
    2. kalau sudah pupuk apa yang sesuai dengan keadaan tsb??
    Sebagian teman mulai memberikan B1 , ada juga yang menggunakan NPK dgn kadar N lebih besar , Mas sigit meggunakan EM4 diselang seling dgn NPK , saya menggunakan Air beras diselang seling dgn B1 dan NPK ( 1,5 minggu sekali ) .
    3. perbedaan antara obesum taiwan dgn obesum thailand...
    Menurut saya tidak ada bedanya .. . Tinggal tergantung dimana kita membeli ..
    " Katanya " Taiwan dikenal dgn banyak varietas , thailand dikenal dgn bonggolnya .. Bagi saya sama saja .. sama sama obesum
    Logika :

    19
    * Jika dalam 1 lahan petanian adenium yang " memiliki " banyak hybrids, otomatis hybrids yang dihasilkan akan lebih banyak . Penjelasan sebaliknya dapat dibayangkan .. pertanyaanya .. dimana obesum tersebut di produksi ? Petani yang memiliki banyak hybrids atau tidak ??
    Febrilian Swastanto wrote: terima kasih buat Pak Tonny yang udah mau jawab.. bisakah Bpk. perjelas dosis yg "sedikit sekali tsb"???harap mahfum, soalnya Saia ini baru bgt di bidang adenium...
    1. apakah 1mg/Liter air sudah cukup / terlalu banyak?
    2. dapatkah bibit tersebut mulai dijemur scr berkala?
    ternyata g ada bedanya tho...kirain ada, soalnya dulu saya pernah baca kalo obesum Taiwan itu g bercabang, tp kalo yg Thailand punya bercabang...
    Tonny : Jelas mau dong mas brian ,
    1. Saya pakai takarannya dgn sendoh teh , hanya setengah dari sendoh teh.
    2. Boleh banget mas , ada tapinya .. medianya jangan sampai terlalu kering . Karena seedling belum memiliki caudex , pengalamanku kalau media sampai kering kerontang maka ' bakal ' caudex akan kering atau biasa dibilang dampling off , patah pinggang .
    Kemungkinan besar disebabkan belum tercukupinya cadangan makanan yang ada di seedling tersebut dan faktor cuaca . Om Bj pernah membagi ilmunya bahwa adenium memiliki akar capiller ( bener ga nih nulisnya om ) . Dalam arti akar akan mengambil makanan bila dibutuhkan dan sebagian disimpan dalam caudexnya , begitu tercukupi maka akar berhenti dan akan mulai lagi saat pangannya mulai berkurang.
    goto index

    20

0 comments: